3 Kampung di Indonesia yang Menolak Masa Depan, Ternyata Begini Alasannya

inNalar.com – Di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan modern ini, fasilitas masa depan seperti akses listrik sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mendukung kesejahteraan masyarakat.

Listri merupakan sumber kehidupan pokok dan berperan penting bagi kehidupan sehari-hari.

Pemerataan dan kesetaraan akases listrik di Indonesia terus dilakukan oleh Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (PT PLN).

Baca Juga: Mengulik Deretan Tradisi Unik Desa di Kaki Gunung Rinjani, Kawin Lari Salah Satunya

Namun, di tengah era modern ini ada sejumlah desa di Indonesia yang selama inni tidak menggunakan listrik dalam kehidupan sehari-hari.

Bahkan mereka menolak untuk mendapatkan akses listrik tersebut.

Hal tersebut dikarenakan untuk menjaga tradisi yang mereka usung.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Jembatan Terpanjang di Indonesia, si Penghubung Dua Daratan Terpisah Jawa Timur

Keunikan tersebut membuat banyak wisatawan yang berkunjung dan dijadikan sebagai tempat menyepi dari hiruk pikuk kehidupan perkotaan.

Berikut 3 desa adat di Indonesia yang tidak menggunakan listrik dalam kehidupannya:

1. Desa Adat Ammatoa
Desa Adat Amatoa terletak di Desa Tana Towa, Kajang, Bukukumba, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu, Leluhur Suku Madura Ternyata Bukan Berasal dari Indonesia

Kawasan desa ini terletak dekat dengan kawasan hutan.

Nama Ammatoa merupakan sebutan untuk kepala adat Suku Kajang.

Di desa ini rumah penduduknya berbentuk panggung memanjang dan terbuat dari kayu.

Baca Juga: Tahukah Kamu? Suku Laut di Indonesia Jadi Inspirasi James Cameron Membuat Film Avatar the Way of Water

Kehidupan mereka dapat dikatakan tidak tersentuh oleh modernisasi.

Sehingga di desa hamper tidak ada listrik, benda elektronik, dan telepon seluler.

Kendaraan seperti motor dan mobil pun sulit untuk bisa masuk ke permukiman masyarakat desa karena aksesnya yang masih berbatuan.

Baca Juga: 7 Wisata Malam di Jakarta, Cocok Buat Para Pekerja 9-5

Cara hidup Ammatoa diatur oleh Pasang. Pasang adalah sejenis petuah yang tidak tertulis dan disampaikan secara lisan kepada leluhur.

Masyarakat setempat percaya bahwa tempat yang mereka tinggali adalah tanah tertua yang ada di dunia sebelum adanya kehidupan.

2. Desa Baduy

Desa adat Baduy sangat memegang teguh atas istiadatnya. Desa ini terletak di Desa Kanekes, Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.

Desa ini sudah sejak lama tidak menggunakan listrik dan juga barang-barang elektronik.

Termasuk di desa ini tidak terdapat apotek, tetapi wilayahnya kaya akan tanaman obat-obatan.

Bangunan di desa ini dapat berdiri dengan kokoh tanpa menggunakan semen. Mereka menggunakan kayu dan bambu untuk menopang rumahnya.

Jika wistawan berkunjung ke desa ini terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi seperti tidak boleh mengambil foto atau video.

3. Kampung Naga
Kampung yang tidak menggunakan listrik lainnya adalah kampung Naga.

Masyarakat kampung ini masih sama-sama menjaga beberapa aturan leluhur yang ada.

Sehingga masyarakat setempat tidak mau menerika aliran listrik di kampungnya

Mereka mempercayai bahwa leluhur melarang penggunaan listrik karena di tempat tersebut karena bangunan didominsi oleh kayu sehingga ditakutkan akan terjadi kebakaran.

Peraturan lainnya ialah dalam penataan rumah, tentang kamar mandi dan kendang ternak yang diharuskan berada di luar area rumah.

Kemudian, adanya larangan musik dar luar dan tempat keramat yang tidak boleh difoto dan didatangi. *** (Ummi Hasanah)

 

Rekomendasi