

InNalar.com-Tahun 2023 ini, terdapat empat gerhana yang terjadi. Gerhana bulan sebagian pada tanggal 29 Oktober diprediksi sebagai gerhana terakhir yang terjadi.
Dilansir dari website internasional Time And Date, gerhana bulan ini dapat disaksikan dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Gerhana bulan sebagian ini diperkirakan terlihat sekitar pukul 1:03 WIB, 2:03 WITA, atau 3:03 WIT.
Baca Juga: Airnya Bisa Jadi Pengganti Cairan Infus? Simak 10 Fakta Unik dari Pohon Kelapa yang Jarang Diketahui
Gerhana diperkirakan berakhir pada 17:24 WIB, 18:24 WITA, atau 19:24 WIT.
Bagi umat muslim, ini adalah momen untuk melaksanakan kesunnahan dan bermunajat mengagungkan Allah SWT.
Terutama umat muslim yang dapat menyaksikan fenomena gerhana ini dari wilayahnya.
Baca Juga: Jessica Wongso dan Tragedi Kopi Sianida dalam Film Dokumenter, Ada Kejanggalan Menurut Netizen
Namun, masih banyak yang belum tau bagaimana tata cara beribadah saat terjadi gerhana bulan.
Redaksi InNalar.com melansir penjelasan Buya Yahya dari akun YouTube Al-Bahjah TV.
Sholat gerhana sunnah dilakukan secara berjama’ah di tanah lapang. Sholat gerhana matahari ataupun bulan terdiri dari 2 roka’at panjang.
Tata caranya hampir sama dengan sholat biasanya, hanya saja, sholat gerhana tiap roka’at tidak terdiri dari 1 kali ruku’, melainkan 2 kali ruku’.
Karena itulah, 2 roka’at dalam sholat gerhana disebut sebagai 2 roka’at yang panjang.
Setelah sholat gerhana usai dilaksanakan, sunnah melakukan 2 khutbah persis seperti khutbah Jum’at.
Ringkasnya, berikut adalah urutan pelaksanaan sholat gerhana:
1. Niat
أُ صَلِّى سُنَّةَ الْكُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal kusufi rok’ataini imaman/makmuman lillahi ta’ala
2. Takbir
3. Membaca surat al-Fatihah
4. Ruku’ pertama
5. I’tidal
6. Ruku’ kedua
7. I’tidal
8. Sujud
9. Duduk diantara dua sujud
10. Sujud
11. Berdiri mengulangi rukun nomor 3 sampai 10
12. Tahiyat akhir
13. Salam
14. Khutbah (bagi makmum hendaknya khusyu’ mendengarkan khotib)
“Jika sudah berakhir gerhananya, maka hilang kesunnahan sholatnya,” jelas Buya Yahya.
Maka, jika gerhana telah usai, tidak perlu melakukan atau mengqodho’ sholat gerhana karena kesunnahannya sudah hilang.***