20 Pesawat Kargo Militer AS Merapat ke Timur Tengah, Konflik Iran vs Israel Makin Memanas!


inNalar.com
– Ketegangan Iran vs Israel semakin memburuk. Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 20 pesawat angkut militer Amerika Serikat merapat ke Timur Tengah guna meredam konflik.

Menurut laporan dari Airlive, pesawat jenis C-17A Globemaster III dan C-5M Galaxy milik AS, membawa sistem pertahanan Udara, amunisi, perlengkapan tempur dan pasukan tentara tambahan.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk dukungan AS terhadap Israel dalam menghadapi serangan rudal Iran.

Baca Juga: Alasan Negara Mayoritas Muslim Ini Diam-Diam ‘Dukung’ Israel Serang Iran

Pemerintah AS juga menyebutkan bahwa pengerahan 20 pesawat kargo militer bertujuan untuk membawa 40.000 personel militer AS yang akan berjaga di Timur Tengah.

Namun, kehadiran militer AS dalam skala besar justru memicu kekhawatiran. Banyak pihak menilai hal ini bisa mengakibatkan konflik yang lebih luas.

Di sisi lain, berdasarkan laporan The Independent 20 Juni 2025, Iran telah meluncurkan sekitar 25 rudal balistik ke Israel.

Baca Juga: Iran Luncurkan Rudal ‘Batu dari Neraka’ Irone Dome Canggih Israel Jebol Buat Netanyahu Gigit Jari

Salah satunya menghantam sebuah Gedung di dekat Pelabuhan Haifa dan menyebabkan 17 orang luka-luka.

Tak tinggal diam, Israel membalas dengan serangan Udara ke wilayah Iran. Targetnya antara lain fasilitas produksi rudal dan markas SPND, Lembaga yang disebut AS terlibat dalam program senjata nuklir Iran.

Serangan juga terjadi di Kota Kermanshah, Tabriz dan Rasht. Militer Israel menyebut pihaknya juga masih mengincar target di Teheran dan wilayah barat Iran.

Baca Juga: Here We Go! Putin Turun Gunung Pasca AS dan Israel Kompak Target Nyawa Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran

Berdasarkan organisasi HAM di Washington, HRANA, mengatakan setidaknya da 639 orang tewas di Iran akibat serangan balasan. Sementara itu, tercatat 24 warga Israel dilaporkan tewas akibat serangan rudal.

Merespon konflik Iran vs Israel, PBB menyerukan gencatan senjata dan mengingatkan bahwa peperangan ini bisa meluas tak terkendali.

“Perluasan konflik ini bisa menjadi api yang tidak bisa dipadamkan,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres melalui media social, seperti dikutip inNalar.com

Di tengah perang yang berlangsung, negosiasi tetap diupayakan. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi tiba di Jenewa untuk bertemu perwakilan Eropa dan Inggris.

Ia menegaskan bahwa Iran hanya akan membahas program nuklir, bukan membocorkan kemampuan rudal negaranya.

“Kami sedang membela diri dan tidak akan berhenti,” ujar Araghchi dalam wawancara yang disiarkan televisi pemerintah Iran.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mendorong pendekatan diplomatic, agar dunia Kembali bisa mengontrol nuklir Iran.