20 menit dari Pusat Kota Ternate, Kampung Unik ini Punya Hutan Cengkeh Tertua di Dunia

inNalar.com – Indonesia dengan surga rempah yang melimpah ternyata masih menjadi primadona bangsa Eropa, salah satunya adalah cengkeh tertua di dunia yang ada di Kampung unik Ternate.

Di hutan cengkeh ini, pohon-pohonnya menjulang dengan ketinggian 10 meter. Daunnya rimbun dan bunganya harus semerbak.

Rasa daun dan buahnya yang khas pedas segar membuat rempah ini banyak dijadikan bahan masakan. Selain itu, rempah ini menjadi bahan untuk produksi rokok kretek.

Baca Juga: Inilah Deretan 4 Misteri di Balik Uang Kertas Rp 1.000 Bergambar Kapitan Pattimura

Dilansir dari indonesia.go.id, menurut Data World Population Review menunjukkan bahwa negeri ini setiap tahunnya mampu memasok 72,63 persen dari kebutuhan cengkih dunia.

Sekitar 109.600 ton dipasok ke negara-negara lain. Bahkan di tahun 2023, produksi hutan cengkih nasional mencapai 134.100 ton.

Salah satu varietas unggulannya adalah Cengkih Afo. Kualitas buahnya cenderung padat dan rasanya pun lebih pedas.

Baca Juga: Timnas eFootball Indonesia Raih Juara Dunia FIFAe World Cup 2024, Menang Dramatis atas Brazil di Riyadh

Menariknya, kadar air dan daya susutnya juga cukup rendah membuat varietas ini cukup digemari industri.

Melalui Kepmentan bernomor 3680 yang diterbitkan pada tahun 2010, Cengkeh Afo dinobatkan menjadi varietas cengkih unggulan, khas dari Ternate .

Varietas rempah ini dapat dijumpai di Pulau Ternate, Maluku Utara. Sebab langkanya pohon Afo ini, masyarakat menjaganya dengan membuat destinasi wisata Kampung Tongole.

Baca Juga: Pendapat Pengamat Terkait Hasil Imbang Timnas Indonesia Melawan Laos, Hingga Reaksi Coach Justin

Hanya butuh sekitar 20 menit dari pusat kota di Ternate untuk mencapai lokasi destinasi menyejukkan ini.

Menariknya lagi, di Kampung Unik Tongole terdapat pohon cengkeh tertua di dunia yang usianya telah berabad-abad.

Kampung yang terletak kelurahan Marikurubu, Kecamatan Ternate Tengah ini berada di sekitar lereng Gunung Gamalama dengan ketinggian 600 mdpl.

Baca Juga: Usai Alami Skor Seri Dengan Laos, Inilah Rating Para Pemain Tim Indonesia Di Pertandingan Fase Grup Piala AFF 2024

Untuk menjaga hutan cengkeh tertua di dunia, kawasan kampung unik tersebut dikelola oleh masyarakat setempat yang berhimpun dalam Komunitas Cengkih Afo and Gamalama Spices.

Dinas Pertanian Maluku Utara pun turut andil dalam menjaganya. Desa ini juga menyajikan pemandangan Pulau Tidore dan Pulau Maitara yang tercantum dalam uang kertas seribu rupiah.

Di hutan cengkih ini terdapat 3 pohon afo. Namun 2 diantaranya telah mati sehingga tersisa batang keringnya saja.

Baca Juga: Uang 25 Gulden: Langka, Bersejarah, dan Bernilai Fantastis

Cengkeh Afo sendiri terdiri dari tiga varietas. Varietas pertama disebut Cengkih Afo I yang telah tumbang di tahun 2000 saat umurnya sekitar 416 tahun.

Kemudian varietas kedua juga telah tumbang di tahun 2019 ketika umur pohon kurang lebih 250 tahun.

Kini tinggal satu yang tersisa. Pohon cengkeh Afo dengan diameter batang setinggi 3,90 meter dan berusia. Ketika panen, pohon ini masih dapat menghasilkan buah hingga 250 kg.

Agar masyarakat setempat masih dapat melihat 2 pohon yang telah tumbang dan satu pohon Afo sebagai pohon cengkih tertua di dunia, mereka menjadikan hutan cengkih tersebut sebagai ekowisata seluas 4 hektare.

Ekowisata di Ternate ini juga dipercantik dengan gazebo-gazebo kecil berarsitektur khas dari bambu.***