
inNalar.com – Jangan ngaku update hal-hal unik kalau belum tahu ada Desa Kandangsapi di Jawa Tengah (Jateng), lokasinya dapat ditempuh sekitar 2 jam dari Semarang.
Desa di Jawa Tengah ini sempat heboh dengan penamaan yang unik dan agak nyeleneh.
Namunjarang diketahui bahwa penamaan unik tersebut berkaitan dengan sejarah panjang pada masa penjajahan yang terjadi di provinsi kebanggan Semarang itu.
Baca Juga: Bukan Hoax, Uang Kuno Ini Harganya Tembus Rp 1 Miliar!
Penasaran seperti apa ceritanya? Simak informasi lebih lanjut dalam artikel secara mendalam!
Desa Kandangsapi berada di kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), jarak tempuhnya sekitar 148,8 km dari Semarang dan 53,3 km ke Solo.
Mengutip Stekom.ac.id, pada Jumat (20/12/2024), Desa Kandangsapi memiliki 16 dukuh yaitu: Dukuh Terso, Tawang, Sidomulyo, Selorejo, Segawe, Pondok.
Baca Juga: Tinggal di Tengah Penduduk Hindu, Kampung Islam Tertua di Bali Ini Mulanya Dihuni Prajurit Majapahit
Lebih lanjut, ada Dukuh Mulyosari, Mojoreno, Kedungbulus, Kandangsapi, Kalen, Kacen, Jatirejo, Katen, Gorekan, dan Bener.
Nama Desa Kandangsapi memang tak hanya ada di Sragen, tetapi setiap penamaannya memiliki sejarah dan keunikan masing-masing, loh!
Pertama-tama, yang perlu sedikit diluruskan yaitu bahwa penulisannya tidak ditulis terpisah sehingga merujuk pada sebuah tempat, bukan dua kata terpisah sehingga pengertiannya bisa nyeleneh.
Baca Juga: Budaya Kerja Guru dan Kepala Sekolah Bakal Berubah Drastis Mulai 1 Januari 2025, Ini Alasannya
Penamaan ini juga ada kaitanya dengan “sapi hang” yang dimakanai sebagai simbol keberanian oleh masyarakat setempat.
Sejarah mencatat, pada 1746-1757, terjadi Perang Mangkubumen di Jawa Tengah, yang melibatkan pangeran Mangkubumi melawan VOC dan membalas sakit hatinya terhadap Kerajaaan Surakarta.
Setelah membantu Kerajaaan Surakarta melawan pemberontakan pangeran Sumbernyawa, Mangkubumi tidak mendapatkan hadiah betula tanah Sukowati yang sebelumnya dijanjikan.
Dalam masa peperangan tersebut, Mangkubumi tidak berdiam di tempat, ia berpindah-pindah sampai membuat Keratin Ing Ngalaga, sebagai keraton sementaranya.
Nah, Keraton tersebut dibangun dekat pertemuan Sungai Sawur dan Bengawan Solo, tepatnya di Desa Kandangsapi Sragen.
Di tempat itu pula, Pangeran Mangkubumi dan Brandal Sukowati yang terdiri dari 27, bekerja sama dalam rangka melawan VOC.
Brandal Sukowati ini seringkali disebut preman karena keberaniannya, kemudian setelah bekerja sama dengan pengeran mereka menjadi kuat melakukan perlawanan.
Karena pada saat itu, pengaruh VOC sangat begitu kuat dan hampir tidak ada seorang pun di sana, sehingga pangeran dan brandalan itulah yang dikenal sebagai para pemberani.
Nah, lalu kenapa tempat tersebut diberi nama Desa Kandangsapi, “Kandang” berarti tempat, sementara “Sapi” yaitu hewan yang menjadi diyakini sebagai simbol keberanian masyarakat sana.
Bahkan di kawasan Jawa Tengah (Jateng) tersebut banyak orang yang menamai anak dengan panggilan “Mahesa,” “Lembu,” “Kebo,” dan sebagainya agar anaknya tumbuh dengan berani.
Jadi secara sederhananya, penamaan ini adalah istilah sarkas namun membanggakan, pemicu motivasi sekaligus pengenang jejak pahlawan dalam sejarah, yang berarti “tempat para pemberani.”
Demikian itulah informasi mengenai Desa Kandangsapi di Jawa Tengah (Jateng) yang unik karena namanya nyeleneh dan ternyata berkaitan dengan sejarah kemerdekaan yang menarik. ***