inNalar.com - Pada tahun 2021 silam, beberapa daerah di Indonesia terkena dampak dari badai siklon tropis dan salah satunya di Nusa Tenggara Timur.
Dampak dari badai siklon di Nusa Tengara Barat ini sangat dirasakan oleh masyarakat di Provinsi tersebut.
Pasalnya, badai siklon yang ada di Nusa Tenggara Barat ini disertai kecepatan angin maksimum lebih dari 34 knot.
Selain itu, badai siklon di Nusa Tenggara Barat ini juga terdapat pertumbuhan awan hujan yang masif.
Dampak dari badai siklon tropis seroja di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2021 silam menimbulkan korban jiwa
Kemudian, warga Seroja di Nusa Tenggara Timur yang harus mengungsi mencapai lebih dari 58 ribu.
Baca Juga: Ini Penyebab Gus Iqdam Dibentak-bentak Petugas Imigrasi Soetta saat Hendak Ceramah ke Taiwan
Hal tersebut dikarenakan ribuan rumah dan fasilitas umum rusak akibat bencana badai siklon tropis ini.
Dua tahun berselang, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan hunian tetap terhadap para korban badai siklon.
Hal tersebut diunggah melalui instagram resmi dari @pupr_ciptakarya pada tanggal 17 September 2023.
Kawasan hunian tetap untuk korban bencana badai siklon tersebut merupakan kolaborasi antara Ditjen Cipta Karya dengan Ditjen Perumahan.
Kawasan hunian tetap tersebut di bangun di Desa Saukibe dan desa bokong di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Kawasan hunian tetap tersebut merupakan rumah khusus yang dibangun dengan teknologi rumah instan seerhana sehat.